Jumat, 19 Mei 2017

Pengertian Dan Fungsi DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)




Pengertian Dan Fungsi DHCP Pernah mendengar kata DHCP, bagi pelajar SMK di kejuruan komputer pasti pernah mendengar DHCP, namun apa sih DHCP itu ? dan apa fungsi serta cara kerjanya ? nah disini saya akan menjelaskan materinya secara rinci dan efektif. 


DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) merupakan sistem pengalamatan atau pendistribusian yang secara otomatis akan memberikan IP Address kepada Host/Komputer atau Client pada layanan TCP/IP yang memintanya. Komputer atau perangkat yang memberikan IP Address dinamakan sebagai DHCP Server. sedangkan komputer atau perangkat yang meminta IP Address dinamakan sebagai DHCP Client. dengan demikian DHCP juga disebut dengan arsitektur yang berbasis client server.


CARA KERJA DHCP SERVER
DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika Client memiliki NIC lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari satu maka proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri)

§  IP Least Request
Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP server).

§  IP Least Offer
DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau lebih DHCP server) yang mempunyai nomor IP, memberikan penawaran ke client
tersebut.


§  IP Lease Selection
Client memilih penawaran DHCP Server yang pertama diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server

§  IP Lease Acknowledge
DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi nomor IP dan informasi lain kepada Client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain menarik tawarannya kembali.



FUNGSI DHCP 
§  DHCP memiliki fungsi utama mendistribusikan IP address secara otomatis kepada setiap client yang terhubung dengan jaringan komputer
§  DHCP akan memberikan kemudahan bagi seorang network administrator dalam mengelola jaringan komputer, karena alokasi IP address dapat ditentukan secara otomatis dan dalam satu kali kerja
§  DHCP server selain bisa memberikan IP address secara dinamik, juga bisa memberikan IP address secara statis kepada client yang terhubung ke jaringan komputer
§  DHCP memberikan kemudahan dalam proses komunikasi data antar komputer
KELEBBIHAN DHCP SERVER
§  Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
§  DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidal bisa dipakai oleh client yang lain.
§  DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
§  Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
§  Mencegah terjadinya IP conflict.
KEKURANGAN DHCP SERVER
§  Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.
METODE DALAM KONFIGURASI DHCP
§  Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address kepada client secara random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP address yang ditentukan.
§  Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya tetap value pada client yang memerlukan data MAC address.  
Sekian yang bisa saya sampaikan mengenai Pengertian, Cara Kerja, Fungsi, Kelebihan, Kekurangan Pada DHCP Server, semoga bisa menambah ilmu dan wawasan pada sebuah Jaringan


Read more

Konfigurasi Management Bandwidth




Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 
Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue.

Limitasi Bandwidth Sederhana
Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.
Contoh : 
Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa : 


·         Single IP (192.168.10.2)
·         Network IP (192.168.10.0/24)
·         Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.
Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).

Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia.
Metode Pembagian Bandwidth Share 
Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel 
Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik 
Contoh : 
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client. 
Konsep: 

1.      Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
2.      Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
3.      Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.

Topologi Jaringan
Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit. 

Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue. 
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya. 

Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address. 


Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client. 
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat 

Kondisi 1
Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.

Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.

Kondisi 2
Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth. 
Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client. 
Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps 

Kondisi 3
Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.
Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1. 
Contoh : 
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).


Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia. 



Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps 
Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share. 
Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth. 

 
Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff.

Bypass Traffic Lokal
Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
Contoh :

·         IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
·         IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0).

Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.


Read more

Konfigurasi wireless Network pada Jaringan Mikrotik



Berikut ini adalah diagram network yang akan kita set. 

http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-01-new.jpg  
http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif
Konfigurasi Pada Access Point
1. Buatlah sebuah interface bridge yang baru, berilah nama bridge1
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-02.jpg  
2. Masukkan ethernet ke dalam interface bridge
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-03.jpg
3. Masukkan IP Address pada interface bridge1
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-04.jpg
4. Selanjutnya adalah setting wireless interface. Kliklah pada menu Wireless (1), pilihlah tab interface (2) lalu double click pada nama interface wireless yang akan digunakan (3). Pilihlah mode AP-bridge (4), tentukanlah ssid (5), band 2.4GHz-B/G (6), dan frekuensi yang akan digunakan (7). Jangan lupa mengaktifkan default authenticated (8) dan default forward (9). Lalu aktifkankanlah interface wireless (10) dan klik OK (11). 
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-05.jpg

5. Berikutnya adalah konfigurasi WDS pada wireless interface yang digunakan. Bukalah kembali konfigurasi wireless seperti langkah di atas, pilihlah tab WDS (1). Tentukanlah WDS Mode dynamic (2) dan pilihlah bridge interface untuk WDS ini (3). Lalu tekan tombol OK. 
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-06.jpg
6. Langkah selanjutnya adalah menambahkan virtual interface WDS. Tambahkan interface WDS baru seperti pada gambar, lalu pilihlah interface wireless yang kita gunakan untuk WDS ini. Lalu tekan OK.
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-07.jpg
7. Jika WDS telah ditambahkan, maka akan tampak interface WDS baru seperti pada gambar di bawah.
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-08.jpg

http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif
Konfigurasi pada Wireless Station
Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds, frekuensi tidak perlu ditentukan, namun harus menentukan scan-list di mana frekuensi pada access point masuk dalam scan list ini. Misalnya pada access point kita menentukan frekuensi 2412, maka tuliskanlah scan-list 2400-2500. 

http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-09.jpg
http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif
Pengecekan link 

Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R (lihat gambar di bawah). 

http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-10.jpg

Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration (lihat gambar di bawah).
http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/wireless-bridge-11.jpg
http://www.mikrotik.co.id/images/line.gif
Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.
Jika kita menginginkan fitur keamanan yang lebih baik, kita juga bisa menggunakan enkripsi baik WEP maupun WPA.

Read more